Thursday 31 October 2013

Perihal umat islam kita masa kini






Renungkan

Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada 
murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya
ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam. Guru itu berkata, "Saya ada 
satu permainan... Caranya begini, ditangan kiri saya ada kapur, di tangan
kanan ada pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", 
jika saya angkat pemadam ini, maka katalah "Pemadam!" 

Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian 
mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin
cepat.Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang 
perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika 
saya angkat pemadam, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti 
tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk
mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok. 
Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada
murid-muridnya. "Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang 
haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membezakannya. 
Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan perbagai 
cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan 
sebaliknya. Pertama-tama mungkin akan sukar bagi kita menerima hal 
tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik 
oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan 
anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti 
membalik dan menukar nilai dan ketika.

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang pelik, Zina 
tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa 
rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan 
yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah 
biasa,materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain lain." 
"Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disedari, anda sedikit demi sedikit 
menerimanya tanpa rasa ia satu kesalahan dan kemaksiatan. Paham?" tanya 
Guru kepada murid-muridnya. "Paham cikgu..."

"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan. "Cikgu ada 
Qur'an,cikgu akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang anda berdiri 
diluar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an 
yang ada ditengah tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir . Ada 
yang mencuba alternatif dengan tongkat,dan lain-lain. Akhirnya Guru 
memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia 
memenuhi syarat, tidak memijak karpet."Murid-murid, begitulah ummat 
Islam dan musuh-musuhnya...Musuh-musuh Islam tidak akan memijak-mijak 
anda dengan terang-terang...Kerana tentu anda akan menolaknya mentah 
mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan 
mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, 
sehingga anda tidak sadar.

"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibina tapak yang 
kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. 
Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn 
tapaknya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu.
kerusi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah 
dihancurkan..."

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan 
menghentam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan meletihkan anda. 
Mulai
dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun 
anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara
yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini semua adalah 
fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan 
oleh musuh musuh kita... "

"Kenapa mereka tidak berani terang-terang memijak-mijak cikgu?" tanya 
murid- murid.

"Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang 
Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi." 
"Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan 
sedar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, 
mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar".

"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita 
berdoa dahulu sebelum pulang..." Matahari bersinar terik takala 
anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran 
masing-masing di kepalanya.

Wednesday 14 August 2013

Kenapa Anjing itu haram disisi agama Islam







Ternyata hal ini sudah diberitahukan pada kita sejak 1400 tahun yang lalu. Ilmuwan membuktikan Virus anjing itu sangat lembut dan kecil. Sebagaimana diketahui, semakin kecil ukuran mikroba, ia akan semakin efektif untuk menempel dan melekat 
Air liur anjing mengandung virus berbentuk pita cair. Dalam hal ini tanah berperan sebagai penyerap mikroba berikut virus-virusnya yang menempel dengan lembut pada wadah. Perhatikan kata Rosulullah berikut :

Dari Abu Hurairah Rhadyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, Sucinya wadah seseorang saat dijilat anjing adalah dengan membasuhnya tujuh kali, salah satunya dengan menggunakan tanah.

Dari Abu Hurairah Rhadyallahu Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam bersabda, Apabila anjing menjilat wadah seseorang, maka keriklah (bekasnya) lalu basuhlah wadah itu tujuh kali. (HR. Muslim)

Bahaya Liur Anjing

Air liur anjing dari jenis apapun berbahaya bagi manusia. Persatuan Doktor Kesihatan Anak di Munich-Jerman, mengungkapkan bahawa air liur anjing mengandung berbagai kuman penyebab penyakit. Bakteria tersebut dapat masuk dan menyerang organ dalam manusia melalui sistem terbuka.

Risiko penularan penyakit kian besar apabila terkena gigitan anjing.

Siapa yang menjadikan anjing kecuali anjing penjaga ternak, atau anjing pemburu, atau anjing penjaga tanaman- nescaya berkuranglah satu qirath pahalanya setiap hari

Bahaya anjing tidak hanya pada liurnya saja.

Menurut peneliti dari Universiti Munich, menyatakan bahawa memelihara anjing meningkatkan riaiko kanser payudara. Peluang dan risiko mengidap kanser oleh kerana memelihara anjing jauh lebih besar dibanding memelihara peliharaan lain seperti kucing dan arnab.

Sebanyak 79,7 % penderita kanser payudara ternyata sering bersama dengan anjing, diantaranya dengan memeluk, mencium, menggendong, memandikan, dan semua aktiviti perawatan anjing. Hanya 4,4 % pesakit yang tidak memiliki haiwan peliharaan.

Mengapa Harus Dibersihkan Dengan Tanah

Tanah, menurut ilmu kedoktoran modern diketahui mengandung dua materi yang dapat membunuh kuman-kuman, yakni: tetracycline dan tetarolite. Dua unsur ini digunakan untuk proses pembasmian (sterilisasi) beberapa kuman.

Eksperimen dan beberapa hipotesis menjelaskan bahawa tanah merupakan unsur yang efektif dalam membunuh kuman. Anda juga bakal terkejut ketika mengetahui tanah kuburan orang yang meninggal karena sakit aneh dan keras, yang anda kira terdapat banyak kuman kerana penyakitnya itu, ternyata para peneliti tidak menemukan bekas apapun dari kuman penyakit tersebut di dalam kandungan tanahnya.

Menurut Muhammad Kamil Abd Al Shamad, tanah mengandung unsur yang cukup kuat menghilangkan bibit-bibit penyakit dan kuman-kuman. Hal ini berdasarkan bahwa molekul-molekul yang terkandung di dalam tanah menyatu dengan kuman-kuman tersebut, sehingga mempermudah dalam proses sterilisasi kuman secara keseluruhan. Ini sebagaimana tanah juga mengandung materi-materi yang dapat mensterilkan bibit-bibit kuman tersebut.

Para dokter mengemukakan, kekuatan tanah dalam menghentikan reaksi air liur anjing dan virus-virus di dalamnya lebih besar karena perbedaan dalam daya tekan pada wilayah antara cairan (air liur anjing) dan tanah.

Dr. Al Isma’lawi Al-Muhajir mengatakan anjing dapat menularkan virus tocks characins, virus ini dapat mengakibatkan kaburnya penglihatan dan kebutaan pada manusia.

Fakta Tentang Anjing Yang Tak Banyak Diketahui.

dr. Ian Royt menemukan 180 sel telur ulat dalam satu gram bulunya, seperempat lainnya membawa 71 sel telur yang mengandung jentik-jentik kuman yang tumbuh berkembang, tiga di antaranya dapat matang yang cukup dengan menempelkannya pada kulit. Sel-sel telur ulat ini sangat lengket dengan panjang mencapai 1 mm. Data statistik di Amerika menunjukan bahawa terdapat 10 ribu orang yang terkena virus ulat tersebut, kebanyakan adalah kanak-kanak.

Secara ilmiah, anjing dapat menularkan berbagai macam penyakit yang membahayakan karena ada ulat-ulat yang tumbuh berkembang biak dalam ususnya. Para doktor menguatkan bahaya ulat ini dan racun air liur yang disebabkan oleh anjing. Biasanya penyakit ini berpindah pada manusia atau haiwan melalui air liur pembawa virus yang masuk pada bekas jilatannya atau pada luka yang terkena air liurnya.

Ketika ulat-ulat ini sampai pada tubuh manusia, maka ia akan bersemayam di bahagian organ tubuh manusia iaitu paru-paru. Ulat yang bersemayam di paru-paru, yang bertempat di hati dan beberapa organ tubuh bagian dalam lainnya, mengakibatkan terbentuknya kantong yang penuh dengan cairan. Dari luar, kantong ini diliputi oleh dua lapisan dengan ukuran kantong sebesar bentuk kepala embrio. Penyakit tersebut berkembang dengan lambat. Ulat Echinococcosis dapat tumbuh berkembang di dalam kantong itu selama bertahun-tahun.

SUBHANALLAH….lebih dari 1400 tahun yang lalu Nabi Shallallahu 'Alaihi Wassalam telah menyarankan untuk tidak bersentuhan dengan anjing dan air liurnya, dan telah memerintahkan untuk membasuhnya (jika terkena) dengan tujuh kali siraman yang salah satunya menggunakan tanah.

Penelitian Ir. Soekarno

Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki menjelaskan bahwa kajian ilmuan membuktikan bahawa, air liur anjing mengandung mikrobakteria sehingga jika objek yang terkena air liur anjing dicuci dengan sabun, maka tidak menjamin bersih dari mikrobakteria tersebut.

Untuk mematikan kuman tersebut, harus dengan cara ditaburi tanah atau debu yang dicampur dengan air. Cara ini terbukti berkesan berdasarkan kajian dan uni kaji makmal yang di masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam tidak ada.

Suatu ketika, bekas Presiden Repulik Indonesia, Soekarno, pernah mengatakan bahawa pada zaman sekarang kita tidak perlu lagi menyamak, atau membasuh tujuh kali yang diantaranya dicampur dengan debu apabila terkena najis kelas berat.

Cukup menggunakan sabun. Pendapatnya ditentang oleh para ulama Indonesia pada waktu itu. Para ulama tersebut meminta Presiden untuk melakukan eksperimen membuktikan mana yang lebih relevan; penggunaan sabun atau dengan debu. Maka dilakukanlah eksperimen dengan sampel dua benda yang telah dijilat oleh anjing. Satu di antara dicuci menggunakan sabun, dan yang satu lagi dibersihkan dengan debu.

Hasil dari pengamatan mikroskop didapati bahawa, benda yang dibasuh dengan menggunakan sabun masih terlihat kuman dari hasil jilatan anjing. Sebaliknya, benda yang dibersihkan dengan debu sangat bersih dan terbebas dari kuman.

Dikupas dari berbagai sumber

SUDAH JELAS ISLAM (ASWJ) MEMANG AGAMA YANG PALING SEMPURNA DI DUNIA !!

JANGAN BERSEDIH



Sahabat 
Nikmati saja hidupmu…

Usahlah engkau bersedih dan mengeluh,
engkau di dunia ini tak akan selamanya,
esokpun engkau akan berpulang,
kembali padaNya...

Usah engkau risaukan duniamu,
akhirat yang abadi lebih mulia,
bersiaplah engkau untuknya,

Tak perlu banyak bicara,
lakukan saja yang engkau bisa,
ada Dia yang selalu melihatmu,
ada Dia yang selalu mendengar doa-doamu,
ada Dia yang setia menemanimu,

Yakinlah, engkau tak pernah sendiri lagi,
engkau bahagia bersamaNya, bukan?

Rasakanlah kehadiranNya yang setiap saat dekat denganmu,
bahkan ia lebih dekat dari urat nadimu sekalipun,

Lalu...Apalagi alasanmu untuk bersedih?
Apa lagi alasanmu untuk dapat menumpahkan keluhmu?
Apa lagi alasanmu untuk pamerkan kecengenganmu?
Apa lagi alasanmu untuk tidak berbuat,
saat kesempatan berbuat begitu luas terbuka?
ia ada untuk engkau isi,
kesempatan itu untuk engkau taklukkan,

So, jangan pernah ragu lagi,
engkau sudah sangat kuat bersamaNya,
engkau sangat luar biasa dalam bimbinganNya,
engkau mampu taklukkan egomu,
engkau mampu runtuhkan kelumu,
engkau mampu robohkan karang kesombonganmu itu,
engkau mampu berlemah lembut,
engkau bisa berkasih sayang,
engkau akan selalu memiliki jiwa yang lapang,
untuk kembali menerbitkan senyumanmu,
senyuman terindah yang engkau miliki,

Yakinlah bahwa engkau mampu,
maka engkau benar-benar mampu, wahai sahabatku…

Semangat berjuang!
gigih berdoa,
jangan pernah engkau lupa, ada Dia bersamamu,

Semoga engkau selalu ingat,
ada yang mengharapkan kebaikan-kebaikanmu,

Kenanglah saat-saat engkau menderita,
maka engkau akan mampu berbagi di saat bahagiamu

sumbangkanlah walau sepotong senyumanmu,
sampaikanlah walau sebait nasihatmu,
bagilah walau satu kata motivasimu hari ini,
maka engkau akan bahagia

PETIKAN KATA KATA IMAM AL GHAZALI


  • Hiduplah sebagai mana yang kau sukai tetapi ingat bahawasanya engkau akan mati ,
    cintailah pada sesiapa yang engkau kasihi
    tetapi jangan lupa bahawasanya engkau akan berpisah dengannya
    dan buatlah apa yang engkau kehendaki
    tetapi ketahuilah bahawasanya engkau akan menerima balasan yang setimpal dengannya.
  • Carilah hatimu di tiga tempat.
    Temui hatimu sewaktu bangun membaca al-quran.
    tetapi jika tidak kau temui,
    carilah hatimu ketika mengerjakan solat.
    Jika tidak kau temui juga,
    carilah hatimu ketika duduk tafakur mengingati mati.
    Jika kau tidak temui juga,
    maka berdoalah kepada ALLAH,
    pinta hati yang baru
    kerana hakikatnya pada ketika itu
    kau tidak mempunyai hati!
  • Jika berjumpa dengan kanak-kanak
    ingatlah bahawa kanak-kanak itu lebih mulia daripada kita, kerana kanak-kanak ini belum banyak melakukan dosa daripada kita.
  • Apabila bertemu dengan orang tua –
    ingatlah bahawa dia lebih mulia daripada kita
    kerana dia sudah lama beribadat.
  •  Jika berjumpa dengan orang alim –
    ingatlah bahawa dia lebih mulia daripada kita
    kerana banyak ilmu yang telah mereka pelajari dan ketahui.
  •  Apabila melihat orang jahil –
    ingatlah bahawa mereka lebih mulia daripada kita kerana mereka membuat dosa dalam kejahilan,
    sedangkan kita membuat dosa dalam keadaan mengetahui.
  •  Jika melihat orang jahat,
    jangan anggap kita lebih mulia
    kerana mungkin satu hari nanti dia akan insaf dan bertaubat atas kesalahannya.
  • Ku letakkan arwah ku dihadapan Allah dan tanamkanlah jasad ku dilipat bumi yang sunyi senyap.
    Nama ku akan bangkit kembali menjadi sebutan dan buah bibir ummat manusia di masa depan.
  • Ilmu yang pertama disebut  ilham dan hembusan dalam hati, ilmu yang kedua  disebut wahyu dan khusus untuk para Nabi.
  • Kita tidak dapat mengakui bahawa setiap orang yang mengaku beragama itu pasti mempunyai segala sifat-sifat yang baik.
  • Ibu segala akhlak ialah tempat kebijaksanaan,
    keberanian, kesucian diri dan keadilan.
  • Nasihat itu mudah,
    yang payah  ialah menerimanya
    kerana ia pahit terasa kepada si hamba hawa nafsu,
    sebab barang yang terlarang sangat disukainya.
  • Jadikanlah “kemahuan yang bersungguh-sungguh” itu menjadi mahkota roh,
    “kekalahan” menjadi belenggu nafsu
    dan “mati” menjadi pakaian badan,
    kerana yang akan menjadi tempat diammu adalah kubur,
    dan ahli kubur setiap saat menunggu,
    bilakah engkau akan sampai kepada mereka.
  • Pati ilmu yang sebenar ialah mengetahui sedalam-dalamnya apa erti taat dan ibadat.
  • Lidah yang lepas dan hati yang tertutup
    dan penuh dengan kelalaian itu
    alamat kemalangan besar
  • Jika nafsu itu tidak engkau kalahkan dengan jihad yang bersungguh-sungguh,
    maka sekali-kali hatimu tidak akan hidup dengan ber ma’rifat.
  • Jika sekiranya sekadar ilmu sahaja telah memadai  bagimu,
    dan tidak ada lagi hajatmu kepada amal di belakang itu, tentulah seruan dari sisi Allah yang berbunyi : “Apakah ada yang memohon?
    Apakah ada yang meminta ampun?
    Dan apakah ada yang bertaubat?”
    itu akan percuma sahaja, tidak ada gunanya.
  • Janganlah engkau meyimpan harta benda melebihi dari apa yang diperlukan.
    Rasulullah saw. bersabda: “Ya Allah, jadikanlah rezki keluarga Muhammad itu sekadar untuk mencukupi keperluannya”
  • Ilmu yang tidak disertakan dengan amal itu namanya gila dan amal yang tidak disertai ilmu itu akan sia-sia.

Saturday 3 August 2013

Awal Penciptaan Bumi

23 july 2013


Kali pertama bumi ini di ciptakan. Katanya bumi ini selalu bergoncang, dan tidak berputar dgn stabil malah tidak berputar pada paksinya
Perkara ini merunsingkan para malaikat lalu para malaikat menghadap Allah SWT..

“Wahai Rabb, Yang Maha Mengetahui, mengapa bumi ini bergoyang?” Tanya para malaikat.

"kerana belum dipaku" jawab Allah singkat.

"Lalu, bagaimana Engkau memaku bumi wahai Rabb?" Tanya para malaikat lagi..

"Aku akan menciptakan gunung-ganang." Jawab Allah

Setelah itu, Allah terus menciptakan gunung-ganang di berbagai belahan bumi. Apa yang terjadi sememangnya benar setelah diciptakan gunung-ganang, bumi pun diam kemudian berputar sesuai pada paksinya. Maka kemudian gunung pun dikenali sebagai paku bumi yang diciptakan Allah SWT..
Setelah Allah menciptakan paku bumi iaitu gunung-ganang, kemudian para malaikat pun bertanya lagi.
"Ya Rabb, adakah yang lebih kuat dari paku?"
"Ada!" Jawab Allah " Iaitu api, yang dengan panasnya dapat melelehkan besi"
"Adakah yang lebih kuat lagi selain api, Ya Rabb?" tanya malaikat lagi
"Ada! yakni air yang dapat memadamkan api." Jawab Allah lagi
"Jadi Ya Rabb, adakah yang lebih kuat lagi selain air?" sambung malaikat.
"Ada! Iaitu angin, yang kerananya dapat mmbawa air ke mana pun ia menghembus." Jawab Allah lagi.
 "Tapi Ya Rabb, adakah yang lebih kuat dari semua itu? (gunung, api, air, angin?)" malaikat bertanya lagi.
"Ada!

"IAITU NAFAS HAMBAKU YANG BERDOA KEPADAKU. KERANA SESUNGGUHNYA DOA ITU MAMPU MENGUBAH TAKDIRKU."
demikian Allah SWT menjelaskan..
~HADIS KUDSI~

Wednesday 19 June 2013

Tok Kenali

Nama Tok Kenali tidak asing lagi di negara ini, dan satu ketika dulu pengaruh beliau cukup kuat hingga sampai ke Patani. Beliau mempunyai peranan langsung terhadap kebangkitan Islam di Kelantan pada zaman kegemilangannya hingga mendapat julukan ‘Serambi Makkah’. Di samping mengajar, Tok Kenali aktif dalam penulisan, urusan kemasyarakatan dan juga pemerintahan.

Beliau adalah orang penting di belakang penerbitan majalah ‘Pengasuh’. Pernah menjadi Ahli Majlis Agama dan Adat Istiadat Melayu Kelantan dan Ahli Majlis (Dewan) Ulama. Tok Kenali berpesan kepada murid-muridnya, antara lain, “Mengaji sungguh-sungguh” dan “Buka pondok”.
Sekitar dua dekad pertama abad ke-20 itu, era pondok-pondok pengajian berkembang begitu pesat hasil sumbangan barisan pelapis yang mendapat asuhan dan tarbiah secara langsung dari Tok Kenali serta tokoh-tokoh ulama lain di Kelantan. Murid-murid Tok Kenali datang dari merata tempat terutamanya Kelantan, Kedah dan Terengganu. Menurut sumber yang boleh dipegang, Tok Kenali mengamalkan Tareqat Ahmadiah. Beliau dikurniakan banyak karamah, kelebihan yang pelik-pelik tetapi benar berlaku.
Telah menjadi satu kebiasaan baginya, bila hendak pergi mengaji Al Quran, dia akan letakkan sebotol air putih di tepi pintu di sebelah dalam rumahnya. Sepulangnya dari rumah guru mengaji yang terletak berhampiran rumahnya, dia akan duduk dekat botol air itu sambil merenung ke lantai. Kemudian dengan berdakwatkan air dari dalam botol itu, dia menulis dengan jari di atas lantai papan. Begitulah caranya seorang anak yang mempunyai nama timangan ‘Awang’; yang baru berusia sekitar enam tahun ketika itu, berusaha menghafaz ilmu yang baru dipelajarinya. Awang memang dianugerahi ALLAH kepintaran di samping mempunyai sifat ingin tahu dan ingin maju yang kuat. Dengan beberapa kali ajar dan biasanya sekali ajar saja, dia dapat menulis dan membaca Al Quran dengan tajwid dan tartilnya. Dia keberatan apabila diminta oleh gurunya membaca ayat-ayat yang telah diajar. “Sudah kalih (sudah dapat),” katanya ketika ditanya.
Sambil senyum gembira, gurunya akan mengubah kepada ayat-ayat baru kerana ternyata muridnya yang bernama Mohd. Yusof itu cukup kuat ingatannya dan cerah otaknya. Kepintaran Awang Mohd Yusof menarik perhatian Tok Penggawa (penghulu yang pada masa itu sangat besar kuasanya) kampungnya, yang melantiknya menjadi kerani. Tugas Awang Mohd Yusof ialah membilang pokok buah-buahan orang kampung yang mengeluarkan hasil untuk dipungut sumbangannya yang diistilahkan sebagai cukai oleh pejabat Tok Penggawa. Walaupun tugas itu nampak mudah tetapi yang istimewa ianya dijalankan oleh seorang budak yang baru berusia 9 tahun. Kecemerlangan Awang Mohd Yusof dalam bidang ilmu pengetahuan tidak berakhir di situ. Kerana tidak lama kemudian dia meninggalkan jawatan kerani untuk memenuhi cita-citanya melanjutkan pelajaran ke Kota Bharu.
Dari situlah bermulanya perjalanan hidupnya yang panjang untuk menguasai ilmu selama lebih 25 tahun termasuk 17 tahun di Makkah dan 5 tahun di Mesir. Dan sebaik pulang dari perantauan menuntut ilmu, mulalah beliau menyumbang bakti kepada masyarakat ramai khususnya dalam bidang pendidikan dan pelajaran. Menyedari peri pentingnya menyebarkan ilmu secara yang tersusun dan berkesan, beliau membuka dua pusat pengajian pondok di kampung kelahirannya, Kenali, dalam jajahan Kota Bharu. Di sinilah beliau mengasuh dan mendidik, hingga melahirkan tuan-tuan guru yang turut berjuang dengan membuka pondok-pondok pengajian di tempat masing-masing. Sejak itu masyhurlah seorang ulama berbadan gempal, bermisai, berjanggut serta berjambang dan gemar kepada pakaian serban jubah itu sebagai seorang wali ALLAH dengan gelaran Tok Kenali.

Dalam masa yang sama Tok Kenali mendapat bimbingan awal datuk sebelah ibunya, yang dikenali dengan nama Tok Leh, seorang imam kampung yang alim. Datuknya itulah yang mula-mula sekali mengajarnya menulis dan membaca Al Quran selepas kematian bapanya Ahmad, seorang petani warak. Sejak itu bermulalah Mohd. Yusof bin Ahmad yang akhirnya masyhur dengan gelaran Tok Kenali itu, hidup yatim ketika baru berusia lima tahun (tahun 1873). Beliau terus dididik dan diasuh oleh datuknya Tok Leh dan beberapa orang tuan guru kampung dengan iringan doa dan harapan ibunya. Dengan kecerdasan akal yang dikurniakan kepadanya, Tok Kenali deras dalam menghafaz dan memahami apa saja ilmu yang dipelajari. Sewaktu usianya mencapai 10 tahun, Tok Kenali mendapat restu ibu dan datuknya untuk mengaji agama di bandar Kota Bharu.Kejayaan Tok Kenali dalam bidang ilmu dan kepimpinan adalah berkat asuhan dan doa ibunya, seorang wanita solehah bernama Fatimah yang mengharapkan anaknya muncul sebagai seorang yang mulia di sisi agama. Asuhan awal ibunya berjaya menanamkan bibit-bibit sifat mulia pada diri beliau hingga sifat-sifat itu menjadi pakaian dirinya sampai beliau dewasa.
Tok Kenali terpaksa berulang-alik sejauh lapan batu pergi balik dari Kampung Kenali ke bandar Kota Bharu dengan berjalan kaki. Di Kota Bharu, beliau belajar dengan beberapa orang tuan guru; antaranya Encik Ismail bin Mahmud (pernah menjadi kadhi), Tuan Guru Haji Ibrahim bin Yusof (pernah menjadi Mufti Kelantan), Tuan Guru Haji Abdul Samad bin Mohd Salleh (terkenal dengan gelaran Tuan Tabal), Tuan Guru Haji Muhammad (yang terkenal dengan gelaran Tuan Padang), dan beberapa orang tuan guru lain. Dalam masa beberapa tahun sahaja beliau dapat membaca kitab-kitab seperti Al Airrumiyyah, Syarh Ibnu ‘Uqail, Al Fiyyah dan Matamimah, yang semuanya berhubung dengan nahu saraf. Beliau juga khatam banyak kitab dalam jurusan tauhid, feqah, tasawuf dan lain-lain. Kebolehan dan kepintaran Tok Kenali telah memikat hati Haji Salleh Janggut sehingga mendorongnya untuk menjodohkan anak perempuannya, Mek Nik, dengan Tok Kenali. Tok Kenali berkahwin ketika baru berusia 16 tahun. Tetapi perkahwinan atas kehendak orang tua itu berlangsung selama setahun sahaja, diikuti dengan perceraian.
Di sebalik peristiwa itu ada hikmah yang besar. Tok Kenali mempunyai cita-cita besar dan hasrat yang terpendam untuk mendalami ilmu di Makkah. Dengan berkat dorongan ibunya, yang membekalkannya wang 22 ringgit, dan galakan dari kawan-kawan, Tok Kenali bertolak ke Tanah Suci dengan kapal layar ketika berusia 18 tahun (sekitar tahun 1886). Pelayaran ke Makkah dengan kapal layar yang sepatutnya memakan masa tiga bulan itu tergendala kerana kapal mengalami kerosakan dan terpaksa mengambil masa 6 bulan untuk tiba di Makkah. Ketika sampai di Makkah, musim haji telah berakhir. Di Makkah, hampir tujuh bulan pertama Tok Kenali tiada tempat tinggal tetap, hanya menetap di Serambi Masjidil Haram. Dan sesudah mempunyai tempat menginap, beliau masih gemar beriktikaf, bermutalaah, belajar dan tidur di masjid.
Tok Kenali mula hidup sederhana; pakaiannya hanya dua pasang, kerapkali makan berlaukkan ikan kering, sedikit tidur dan sering tidur berbantalkan lengan. Beliau juga membuat kerja-kerja sambilan untuk menyara belanja pengajiannya, termasuk menjadi Tokang masak. Beliau dikatakan menjadi Tokang masak di rumah seorang hartawan. Menurut ceritanya, hartawan itu menerima Tok Kenali berkhidmat dengannya kerana terpikat dengan kerajinan dan kehalusan akhlak beliau. Dan hartawan itu dikatakan berasal dari Kelantan dan bermukim di Makkah. Falsafah hidup Tok Kenali di Makkah ialah: Berbelanja ketika penuh saku, berhenti ketika tangan kosong. Nikmat Allah melebihi bilangan rambut wajib disyukuri.
Peringkat awal beliau hanya menumpang kitab kawan, membaca di kedai-kedai buku dan di maktabah (perpustakaan) dan di rumah-rumah kawan. Memang Tok Kenali amat gemar membaca. Sikap itu sangat disenangi oleh gurunya, sehingga dapat pula Tok Kenali meminjam kitab-kitab kepunyaan gurunya. Tetapi bila ada wang, beliau tidak sayang-sayang membeli sebanyak-banyak kitab. Tok Kenali belajar dengan ramai tuan guru dari kalangan ulama-ulama besar di Makkah. Antara gurunya yang berbangsa Arab ialah Al ‘Alamah Syeikh Habibullah dari Mesir, Al ‘Alamah Syeikh ‘Abid, Mufti Al Malikiah, Al ‘Alamah Syeikh Muhammad Amin, imam bagi Mazhab Hanafi, Al ‘Alamah Syeikh Bakri, Al ‘Alamah Syeikh Mohd. Yusof Al Khiadh dan Al ‘Alamah As Sayid Abdullah bin Sayid Saleh As Zawawi, Mufti Makkah. Dan di antara guru-gurunya yang berbangsa Melayu iajah Asy Syeikh Mukhtar ‘Athar Al Jawi Al Minangkabawi Al Bukri (Bogor), Asy Syeikh Ahmad bin Abdul Latif Al Minangkabawi, Asy Syeikh Muhammad bin Ismail Al Fatani, Tuan Guru Haji Wan Ah’ Kutan, Tuan Guru Haji Mohd. Daud. dan Al ‘Alamah Asy Syeikh Wan Ahmad bin Ahmad Mustaffa Al Fatani. Guru pencurah ilmu biar seribu, mursyid biar satu. Dari pada semua gurunya itu, guru dan pembimbing Tok Kenali yang utama ialah Al ‘Alamah Asy Syeikh Wan Ahmad bin Ahmad Zain bin Mustafa Al Fatani, yang juga menjadi bapa angkatnya. Syeikh Wan Ahmad ini seorang ulama besar yang banyak mengarang kitab serta menjadi pentashih kepada banyak kitab karangan ulama Jawi, khususnya kitab-kitab karangan ulama Pattani. Syeikh Ahmad Fatani ialah anak saudara kepada Al ‘Alamah Asy Syeikh Daud Al Fatani menerusi nasab ayahnya Muhammad Zain yang abang kepada Syeikh Daud.
Syeikh Daud ialah ulama terkemuka di Nusantara, pembawa amalan Tareqat Syatariah. Beliau mengarang lebih daripada 50 buah kitab termasuk kitab Furu’il Masail dan Darussamin. Kerana kehalusan budinya, Syeikh Daud mendapat gelaran ‘Al Alim al ‘Alamah al ‘Arif al Rabbani Asy Syeikh Daud. Berkat ramainya ulama hebat yang menjadi guru kepada Tok Kenali semasa di Makkah maka beliau muncul sebagai seorang ulama yang pakar dalam berbagai jurusan ilmu khususnya nahu saraf dan tasawuf. Malah dalam jurusan feqah, beliau alim empat mazhab Ahli Sunnah Wal Jamaah dan sangat arif tentang perjalanan mazhab ikutannya iaitu Mazhab Syafi’i.
Di bidang tasawuf, Tok Kenali adalah pengikut aliran tasawuf Hujjatul Islam Imam Al Ghazali, manakala di bidang tauhid, beliau berpegang dengan aliran tauhid ulama usuluddin yang terkemuka, Imam Abu Hassan Asyaari dan Abu Mansur Al Maturudi. Setelah 17 tahun di Makkah, Tok Kenali bersama gurunya Syeikh Wan Ahmad Al Fatani, melawat Mesir. Kedatangan mereka menjadi buah mulut khususnya di kalangan para pelajar. “Ulama besar sedang membuat kunjungan di Mesir,” begitu dihebohkan oleh orang ramai. Diriwayatkan, bila mereka berjalan di dalam kumpulan, biasanya Tok Kenali yang berbadan besar itu disuruh oleh tuan gurunya berjalan di depan, dan bila saja bertemu orang yang mengajukan pertanyaan, maka Syeikh Wan Ahmad biasanya akan berkata kepada Tok Kenali, “Awang Yusof, sila jawab.”
Tok Kenali juga sering diberi peluang menjawab soalan-soalan dalam majlis pengajian gurunya itu. Semua soalan dijawabnya dengan tepat dan padat sehingga nama Tok Kenali segera terkenal di kalangan penuntut-penuntut di Mesir. Secara langsung Tok Kenali diiktiraf sebagai ulama terkemuka di kalangan cerdik pandai Mesir. Turut bersama dalam rombongan lawatan sambil belajar itu ialah Haji Mahmud Ismail dan Haji Ismail Fatani. Dalam rombongan itu Tok Kenali bertindak sebagai pengurus perjalanan bagi pihak tuan gurunya.
Walaupun hanya lima tahun di Mesir, Tok Kenali banyak menimba ilmu dan pengalaman di negara yang mempunyai ramai ulama dan terkenal dengan Universiti Al Azhar itu. Tidak lama selepas kembali semula ke Makkah, Tok Kenali mengambil keputusan pulang ke tanahair. Keputusan itu dibuat berdasarkan rasa hatinya bahawa segala ilmu dan pengalaman yang diperolehi telah mencukupi untuk beliau mencurahkannya kepada umat Islam di tanahairnya sendiri. Sementelahan pula gurunya yang disayangi Syeikh Wan Ahmad Al Fatani telah pulang ke rahmatullah pada tahun 1325 Hijrah (1906). Tok Kenali berkata, “Jika masih ada Syeikh Ahmad tentu aku tidak pulang lagi (ke Kelantan).”
Demikian ikrabnya hubungan Tok Kenali dengan gurunya itu. Maka pada tahun 1327 Hijrah bersamaan 1908 Masihi, Tok Kenali pun pulang ke Kelantan. Beliau pulang dengan kapal layar menempuh pelayaran yang mencabar, menyusur hingga ke Singapura, kemudian terus ke Kelantan. Berita kepulangannya segera meniti dari mulut ke mulut. Orang ramai heboh memperkatakan, “Awang Yusof sudah kelik.” Beliau disambut meriah oleh sanak-saudara dan kawan-kawan. Beliau tinggal bersama ibunya di Kampung Paya dalam daerah Kenali. Pada tahun berikutnya, dengan dorongan kuat ibunya, barulah Tok Kenali mengadakan kelas pengajian terbuka untuk orang ramai di rumahnya. Dari hari ke hari, anak muridnya bertambah ramai. Mereka mendirikan pondok-pondok kecil di sekeliling rumahnya untuk mengikuti kelas pengajian beliau, sembahyang berjemaah, berwirid dan beramal. Dalam masa yang sama, Tok Kenali mengajar di Masjid Al Muhammadi di Kota Bharu, yang ketika itu terkenal sebagai pusat pengajian tinggi. Beliau berpegang kepada falsafah bahawa dakwah, tarbiah dan ilmu perlu disebarluaskan kepada orang ramai. Masa mengajarnya dalam seminggu dibahagi-bahagikan: tiga hari di Masjid Al Muhammadi dan empat hari di pondoknya di Kampung Paya. Kemudian ibunya jatuh sakit dan kembali mengadap ALLAH Azzawajalla, meninggalkan anak yang sentiasa mendoakan kesejahteraan ibunya dan gigih berjuang mengembangkan ilmu ke tengah masyarakat.
Selepas kematian ibunya, atas permintaan Datuk Perdana Menteri, Tok Kenali berpindah ke Kota Bharu untuk mencurahkan sepenuh tenaganya sebagai tenaga pengajar utama di Masjid Al Muhammadi bersama dengan Haji Nik Abdullah, Haji Idris dan beberapa orang tuan guru lain. Sejak itu, di sekeliling masjid itu semakin padat dengan pondok-pondok kecil yang didiami oleh pelajaj-pelajar yang datang dari merata tempat dan negeri. Tok Kenali memainkan peranan penting menjadikan masjid itu sebuah pusat pengajian pondok tertinggi dan termasyhur di Tanah Melayu ketika itu.
Nama Tok Kenali semakin masyhur sebagai tuan guru yang mahir dalam ilmu nahu dan saraf serta tasawuf. Beliau juga menguasai ilmu tafsir, Hadis, tauhid, feqah dan sebagainya. Tok Kenali lazimnya mengajar tanpa membawa kitab; cukup sekadar mendengar salah seorang anak muridnya membaca, kemudian beliau akan syarahkan dan betulkan jika ada bacaan yang silap. Ternyata beliau sangat arif tentang matan dan syarah kitab-kitab yang diajarnya.
Antara kitab-kitab yang dijadikan teks pengajiannya ialah Ihya Ulumiddin karya Hujjatul Islam Imam Al Ghazali, Sirrus Salikin karangan Syeikh Abdul Samad Al Palem-bangi dan kitab Hikam karangan Ibnu Ato’illah. Setelah 23 tahun hidup sebatang kara, barulah Tok Kenali mencari pasangan hidup ketika umurnya melebihi 40 tahun. Orang pilihannya bernama Siti Ruqayah, seorang janda muda berusia 18 tahun. Berkat perkahwinan yang bahagia itu, mereka dikurniakan tujuh orang cahaya mata. Anak-anak lelaki beliau semuanya muncul sebagai tuan guru.
Mereka adalah: Tuan Guru Haji Ahmad, anak sulung yang sempat mendapat bimbingan ilmu dari ayahnya. Beliau terkenal dengan gelaran Tok Bakok kerana rumah tempat tinggalnya di Kenali bersebelahan dengan pondok penuntut-penuntut dari Siam yang terkenal dengan kota Bangkok. Tok Bakok menjadi tuan guru utama di pondok peninggalan ayahnya. Tuan Guru Haji Salleh, anak Tok Kenali yang paling lama belajar di Makkah dan terus bermukim di sana serta mengajar di Masjidil Haram. Beliau seorang pengarang dan telah mengarang lebih 60 buah kitab dan risalah mengenai berbagai persoalan agama. Tuan Haji Mahmud, anak ketiga Tok Kenali, seorang yang tidak kurang juga ilmunya, menjadi khatib tetap di masjid peninggalan ayahnya di Kubang Kerian.

Beliau mengasaskan semula pondok pengajian di tapak baru ini dengan susunan yang lebih kemas baik dari segi pembangunan lahir, lebih-lebih lagi isi tarbiah dan ta’limnya. Tok Kenali mahu pondok pengajiannya di Kenali itu benar-benar berkesan dari segi ilmu, tarbiah dan perjuangan kepada anak-anak muridnya. Beliau mahu sistem pengajian pondok yang merupakan trend pengajian paling popular pada waktu itu terus berkembang. Ini yang diperjuangkan oleh Tok Kenali.Tuan Haji Abdullah Zawawi, anak bongsu Tok Kenali yang mendapat didikan di Makkah sehingga ke peringkat menengah tinggi dan seterusnya memasuki Kuliah Syariah di salah sebuah universiti di Makkah selama empat tahun dan lulus pada tahun 1961, kemudian berkhidmat dengan kerajaan Arab Saudi sebagai pegawai pendidikan dan pernah menjadi pengetua beberapa buah sekolah menengah Arab di Saudi. Lima tahun selepas mengajar dan memimpin kelas pengajian di Masjid Muhammadi, Tok Kenali mengambil keputusan pulang ke kampung untuk menghidupkan semula pondok yang telah ditinggalkannya dahulu. Kali ini beliau memilih tapak baru di Kampung Belukar, yang juga dalam daerah Kenali, tidak jauh dari Kampung Paya.
Sistem pengajian pondok membolehkan terjalinnya hubungan rapat antara murid dan guru, serta mewujudkan sua-sana ilmu dan amal; menuntut ilmu bersama, sembahyang bersama dan melakukan lain-lain kegiatan hidup bersama. Pelajar-pelajar juga dapat mencontohi perilaku mulia tuan guru mereka dalam menjalani kehidupan sehari-hari di samping menggalakkan mereka hidup berdikari untuk menyelesaikan keperluan hidup. Benarlah kata-kata: “Ilmu itu adalah satu kemuliaan yang disanjung oleh orang yang mulia dan tinggi cita-cita. Di mana ada ilmu, di situ ada penuntutnya.” Begitulah Tok Kenali, di mana beliau berpindah, akan dituruti pula oleh anak-anak murid lamanya dan bertambah pula dengan penuntut baru yang datang dari Kedah, Pulau Pinang, Terengganu, Pahang, Selangor, Johor, Selatan Thailand dan anak-anak Kelantan sendiri.
Di antara anak-anak murid Tok Kenali yang terkemuka ialah: Syeikh Idris Al Marbawi dari Perak, pengarang dan ulama terkenal (penyusun Kamus Marbawi); Syeikh Othman Jalaluddin, guru pengasas pondok yang warak dan juga seorang pengarang kitab, berasal dari Penanti; Haji Sallehuddin, Pulau Pinang; Haji Tam, Kedah; Tuan Guru Haji Othman (Pak Man), Bukit Besar; Tuan Guru Ahmad Lundang, Haji Ahmad Tawang; Haji Nor Bot; Haji Ali, Pulang Pisang; Haji Mat Jebang; Tuan Guru Haji Awang Yusof pembangun pondok di Tanah Serendah Sekebun Bunga, Kota Bharu; Tuan Guru Haji Daud bin Haji Omar, Bukit Abal, ahli tasawuf dan tareqat yang terkemuka; Tuan Guru Haji Yaakub bin Ismail, Legor, Selatan Thailand, Tuan Guru Haji Zainal Abidin Sura, Dungun, Terengganu, dan ramai lagi anak murid Tok Kenali yang hebat-hebat daripada ribuan murid beliau.
Di antara pesanan penting yang disampaikan oleh Tok Kenali kepada murid-murid kanannya ialah, “Mu buka pondok.”
Syeikh Othman Jalaluddin (1880-1952), murid pembantu kanan di Pondok Kenali, mengadu kepada gurunya Tok Kenali, mengapa beliau dua kali gagal dalam usahanya membangunkan pondok. Tok Kenali berkata: “Mu gi ngaji lagi, lepas tu buka pondok.”
Dengan nasihat itu, Syeikh Othman, yang sebelum itu pernah mengaji di Makkah selama 4 tahun, pergi melanjutkan pelajaran lagi ke Tanah Suci dan belajar dengan beberapa orang guru. Beliau kemudian sempat mengajar di Masjidil Haram untuk beberapa waktu sebelum akhirnya pulang ke tanahair, dan pada tahun 1932 beliau berjaya membangunkan sebuah pondok pengajian yang terkenal di Penanti, Bukit Mertajam iaitu Madrasah Manabi’ul Ulum. Menjelang akhir hayatnya beliau sekali lagi pergi ke Makkah dan meninggal dunia di sana pada tahun 1952. Dengan berkat kata-kata Tok Kenali yang sering menggalakkan anak-anak muridnya membuka pondok, maka mercup tumbuhlah pondok-pondok pengajian dengan pesat sekali. Walaupun pondok-pondok pengajian sudah wujud sebelumnya, Tok Kenalilah orang yang menyemarakkan kebangkitan pondok sebagai satu institusi pengajian Islam paling berpenga-ruh di negara ini pada sekitar dua dekad awal abad ke-20 itu. Selain menubuhkan Pondok Tok Kenali, beliau juga menjadi pengasas Jamiatul Asriyah di Kota Bharu.
Pendidikan Pondok Tok Kenali
Tok Kenali menekankan teknik menghafaz pelajaran terutamanya nahu saraf yang menjadi ibu bagi memahami kitab-kitab Arab. Begitu dengan balaghah, bada’i, bayan dan arudh. Baginya, ilmu itu ialah apa yang difahami dan diingati di dada, bukan semata-mata dalam tulisan di kitab. Penekanan ini mendorong anak-anak muridnya bertungkus-lumus menghafaz terutamanya pada malam-malam sepi di pondok penginapan masing-masing. Ramai muridnya berkata, “Berkat Tok Kenali, mudah kami menghafaz pelajaran.” Pelajaran-pelajaran yang perlu dihafal biasanya ditulis dengan tulisan tangan oleh Tok Kenali sendiri, dan kemudian beliau pula yang mentasmikan hafalan murid-muridnya itu. Namun Tok Kenali tidak pernah memarahi pelajar-pelajar yang lemah dalam pelajaran atau tidak mampu menghafaz. Kerana cerdik dan bodohnya seseorang itu semuanya pemberian ALLAH SWT. Tok Kenali terus berusaha mendidik dan mengajar. Sewaktu mengajar, Tok Kenali selalunya tidak bawa kitab. Cukup dengan mendengar salah seorang muridnya membaca, kemudian disyarahkan dan dibetulkan di mana yang silap. Kelaziman ini membuktikan bahawa beliau sangat arif tentang semua matan dan syarah kitab-kitab yang diajarnya. Stail ini sukar ditiru oleh tuan-tuan guru lain.
Untuk membolehkan murid-muridnya mengulangkaji ilmu dan menghaluskan lagi pemahaman, Tok Kenali mewujudkan halaqah-halaqah belajar di kalangan mereka. Setiap satu halaqah kecil itu ada seorang pelajar yang lebih pandai dilantik menjadi ketua mutalaah atau dipanggil ketua talaah. Kaedah ini kemudian begitu popular di kalangan pelajar-pelajar pondok di merata tempat.
MENDAPAT PERKHABARAN GHAIB
Perkara luar biasa yang dimiliki oleh Tok Kenali ialah beliau dikurniakan ALLAH SWT hatif yakni perkhabaran ghaib secara kerohanian bagi menyelesaikan sesuatu masalah yang payah-payah. Kedudukan ini rendah sedikit daripada mereka yang mendapat kasyaf. Ini satu lagi karamah Tok Kenali. Pernah Tok Kenali mengajar jam 12 tengah malam di suatu padang sampai berembun-embun menjelang Subuh. Murid-murid tertentu saja yang dibenarkan hadir. Pengajian itu lebih berbenTok soal jawab (dialog). Apabila ada soalan yang tidak dapat dijawabnya, Tok Kenali akan berkata, “Tunggu sekejap ya.” Lalu Tok Kenali memberi salam selaku orang berbual dalam telefon, dan kelihatan memberi perhatian (mendengar) kepada sesuatu dan kadang-kadang mengangguk. Kemudian baru beliau beralih kepada murid yang bertanya dan menjawab soalan tadi, seumpama “Oh, wajib hukumnya”, “Halal”, “Makruh” dan sebagainya mengikut benTok soalan yang diajukan.
Dari situ memperlihatkan bahawa Tok Kenali mempunyai pertalian kerohanian yang bersih sehingga menghasilkan idea yang bernas. Pada keseluruhannya Tok Kenali berpegang kepada cara pendidikan rohaniah yang dilagang oleh Hujjatul Islam Imam Al Ghazali. Ini dapat dilihat pada teks pengajian tasawufnya yang kebanyakannya karangan Imam Al Ghazali. Beliau juga mengajar kitab Hikam karangan Ibnu Ato’illah yang banyak membicarakan perjalanan hati dan para wali. Tok Kenali mempunyai syahsiah yang tinggi dan dengan itu menjadi contoh teladan kepada murid-murid dan pengikut-pengikutnya, baik dalam bidang ibadah, akhlak atau bidang-bidang hidup lain yang lebih halus.
KITAB-KITAB PENGAJIAN
Semua kitab yang menjadi teks pengajian di Pondok Kenali adalah kitab-kitab yang muktabar karangan ulama-ulama aliran Ahli Sunnah Wal Jamaah. Perkara ini dipastikan sendiri oleh Tok Kenali supaya anak-anak muridnya tidak terpesong daripada pegangan Islam yang sebenar dan dengar itu mendatangkan keberkatan.
Antara kitab-kitab itu ialah:
Tauhid: antaranya Matan Al Jauharah Al Tauhid karya Imam Ibrahim Al Laqani, Matan As Sanusiyah karya Imam Muhammad bin Yusof As Sanusi, kitab Aqidah An Najin karya Tuan Minal (Zainal Abidin bin Muhammad Al Fatani) dan seterusnya kitab-kitab yang lebih besar seperti Darus Samin dan lain-lain.
Feqah: di antaranya ialah kitab Matan Safinah An Naja, Fathul Qarib, At Tahrir dan Al Iqna’. Tok Kenali juga mengajar kitab-kitab besar seperti Al Majmu’ dan Al Umm, kitab induk Imam Syafi’i r.a. (Dua orang daripada murid Tok Kenali dikatakan ada berusaha menterjemahkan kita Al Umm ini).
Tasawuf: di antaranya kitab Bidayah Al Hidayah karangan Imam Al Ghazali r.a., Ayyuha Al Walid juga karangan Imam Al Ghazali, Hidayah As Salidin (syarah kitab Bidayah Al Hidayah) karangan Syeikh Abdul Samad Al Palimbangi, Sims As Salikin (intisari kitab Ihya Ulumiddin karangan Imam Al Ghazali) juga karangan As Syeikh Abdul Samad Al Palimbangi, dan tidak ketinggalan kitab Al Hikam karangan Ibnu Ato’illah.
Tafsir: antaranya Tafsir Jalalain karangan Jalaluddin Al Mahalli dan Jalaluddin As Sayuti, Tafsir ‘Ala Al Jalalain dan Tafsir Al Khazin bertajuk Lubab At Ta’wil Fi Ma’ani At Tanzil. Bahasa Arab (terutamanya nahu saraf): antara kitab-kitab-nya ialah Matan Al Ajirrumiyah, Matan Al Bina, Syafh Ibnu ‘Uqail, Matan Al Fiyyah dan syarahnya. Seterusnya kitab Usymuni dan Mughni Al Labib karangan Ibnu Hisyam.
SUMBANGAN DALAM PENULISAN
Ketika Majlis Agama dan Adat Istiadat Melayu Kelantan mula mengura-urakan penerbitan sebuah majalah Islam, yang dicadangkan oleh Tok Kenali, maka Datuk Perdana Menteri tidak nampak orang lain untuk menggerakkan majalah itu melainkan Tok Kenali sendiri. Oleh itu dengan inisiatif Tok Kenali sebagai tenaga penggerak utamanya, lahirlah sebuah majalah bulanan yang dipanggil Pengasuh pada 11 Julai 1918. Tok Kenali, selaku Ketua Pengarang Kehormatnya, banyak menghasilkan artikel untuk majalah itu yang sebahagian daripadanya telah dikeluarkan semula dengan ulasan oleh Ustaz Abdullah Qari dalam buku karangannya, Pusaka Tok Kenali.
Dalam keluaran sulung majalah Pengasuh, Tok Kenali antara lain membuat saranan berikut:
“…maka cintalah saya dengan harapan bahawa diadakan pada tiap-tiap sebuah negeri di dalam Semenanjung Tanah Melayu kita ini sekurang-kurangnya satu suratkhabar yang dipunyai oleh anak negeri sendiri supaya menepati ia utusan yang bijaksana (Islam).”
Saranan Tok Kenali itu menunjukkan beliau menyedari pentingnya umat Islam memiliki dan menguasai media massa sebagai alat menyampaikan mesej Islam ke tengah masyarakat. Selain menjadi tenaga penggerak Pengasuh, Tok Kenali juga adalah penasihat dan penulis untuk sebuah lagi majalah Islam, Al Hidayah. Dalam bidang penulisan ilmiah, Tok Kenali telah berusaha menterjemahkan kitab Al Umm dan tafsir Al Khazan walaupun terjemahan kedua-dua kitab itu tidak sempat disiapkan sepenuhnya. Usaha penterjemahan itu adalah atas permintaan Sultan Kelantan sendiri menerusi surat bertarikh 15 April 1929 kepada Majlis Agama dan Adat Istiadat Melayu Kelantan. Bagi memenuhi keperluan pelajar peringkat rendah, Tok Kenali menyusun kitab pelajaran nahu saraf (Tasrif) yang kemudiannya diterbitkan oleh muridnya Tuan Guru Haji Ali Solehuddin dengan judul Ad Durus Al Kunaliyah Al Ibtidaiyah dan kitab Tasrif ‘Arf yang disusun oleh muridnya, Syeikh Othman Jalaluddin. Di samping mempelopori penerbitan majalah Pengasuh, Tok Kenali juga menerbitkan risalah pelajar (buletin) Talamiz.
Menurut Ustaz Abdullah Qari dalam bukunya Sumbangan Tok Kenali Kepada Dunia Ilmu, Tok Kenali adalah juga pengarang kepada kitab Khasiat Bintang-bintang dan Mujarrabat yang menggunakan nama pena Awang Kenali. Tok Kenali juga banyak menulis cerita-cerita teladan, cerpen serta syair. Banyak daripadanya dihimpun dan diterbitkan semula oleh Ustaz Abdullah Qari di bawah tajuk, antaranya, 12 Cerpen Tok Kenali dan Tok Kadhi dan Tok Guru. Dan banyak lagi hasil tulisan Tok Kenali, atau karya murid-muridnya yang diambil daripada idea beliau, yang tidak dapat disenaraikan dalam ruangan yang terhad ini.
PERANAN DALAM PEMERINTAHAN
Di samping mengajar dan mendidik, Tok Kenali juga melibatkan diri dalam urusan kemasyarakatan dan juga pemerintahan. Beliau dilantik menjadi Ahli Majlis Agama dan Adat Istiadat Melayu Kelantan. Bahkan semasa majlis ini hendak ditubuhkan pada tahun 1916, Tok Kenali telah diminta membantu menyusun undang-undang tubuhnya. Beliau juga turut terlibat menggubal Kanun Tanah Negeri yang meliputi persoalan pembahagian harta pusaka menurut syariat. Kanun itu masih dipakai sehingga ke hari ini.
Dalam masa yang sama, Tok Kenali juga menjadi Ahli Majlis (Dewan) Ulama yang merupakan badan ulama tertinggi dalam negeri Kelantan. Beliau ditugaskan sebagai Ketua Pelajaran Agama (menyamai jawatan Penolong Mufti). Dengan itu baik secara rasmi mahupun tidak, pendapat-pendapatnya sering diterima untuk dilaksanakan oleh pemerintah negeri yang diketuai oleh sahabatnya, Haji Nik Mahmud bin Ismail yang berjawatan Datuk Perdana Menteri (Menteri Besar). Datuk Perdana Menteri pernah datang menemui Tok Kenali dan bertanya, “Tok guru, apa jalan untuk kita memajukan bandar kita, adakah dengan membuat banyak-banyak kedai perniagaan?”
Menurut cerita cucunya YB Haji Mawardi Hj Ahmad yang penulis temui, ketika Datuk Perdana Menteri datang, Tok Kenali sedang dimandikan oleh muridnya di kolah belakang masjid Kenali. Tok Kenali bangun ingin menghormati ketua negeri itu tetapi sahabatnya Datuk Perdana Menteri itu berkata, “Tak payah, tak payahlah.” Lalu dengan spontan Tok Kenali berkata, “Datuk buka sekolah banyak-banyak, insya-ALLAH di situ akan wujud kedai-kedai, bangunan-bangunan dan maju dengan ramai orang.”
Mendengar jawapan itu, Datuk Perdana Menteri pun balik dan mengambil keputusan melaksanakan saranan yang mulia itu. Maka sejak itu lahirlah banyak sekolah agama dan juga sekolah kebangsaan di merata tempat dalam negeri Kelantan. Hasilnya amat nyata, dengan adanya sekolah, bidang-bidang lain turut wujud dan membangun. Dengan kata lain, pembangunan lahiriah terhasil dengan sendirinya bila telah wujud pembangunan rohani yang bermula dari pendidikan. Dampingan Tok Kenali dan Datuk Perdana Menteri itu merupakan gandingan di antara ulama dan umarak yang amat perlu bagi sesebuah negara yang bercita-citakan Islam. Segala keputusan berkaitan pemerintahan adalah berdasarkan pendapat dan keputusan ulama. Kebetulan mereka berdua adalah sahabat yang sealiran dalam cita-cita.
Baginda Sultan Ismail turut menghormati Tok Kenali sebagai seorang ulama besar. Bagindalah yang menitahkan supaya Tok Kenali menterjemahkan kitab induk Al Umm karangan Imam Syafi’i dan kitab tafsir Al Khazan. Kepercayaan ini diberi berdasarkan kemampuan besar Tok Kenali. Cuma penterjemahan kitab panjang berjilid-jilid ini tidak dapat disiapkan dalam masa hayat beliau. Istimewanya, walaupun Tok Kenali rapat dengan kerajaan dan raja yang memerintah, namun beliau tidak pernah tunduk kepada sebarang benTok maksiat yang dilakukan oleh penguasa dan orang ramai. Beliau hanya terlibat dalam soal-soal kebaikan sahaja, dan sentiasa berusaha menghapuskan maksiat. Dengan kata lain, Tok Kenali tidak menjadi ulama pengampu yang mengiyakan apa saja yang dibuat oleh pemerintah demi menjaga kedudukan dan periuk nasi. Tok Kenali tidak akan hadir sama sekali dalam majlis-majlis maksiat termasuk majlis walimah (kenduri kahwin) yang bercampur maksiat sekalipun ia turut dihadiri oleh orang-orang besar kerajaan. Orang ramai sangat memahami serta malu dengan sikap dan pendirian Tok Kenali ini.
AKHLAK DAN AMALAN KEROHANIAN
Tok Kenali terkenal sebagai orang yang sangat menghormati ibu, dan sentiasa memohonkan restu ibunya untuk membuat sesuatu pekerjaan baru yang besar. Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud, “Syurga di bawah tapak kaki ibu.” Beliau sentiasa merendah diri, sangat pemurah, suka menderma terutamanya kepada fakir miskin dan anak-anak yatim. Beliau juga seorang yang zuhud. Baginya dunia ini hanya daki yang akan ditinggalkan pada bila-bila masa saja. Dalam hidup bermasyarakat, beliau tidak pernah menolak jemputan atau hajat orang ramai kecuali uzur. Satu sifat mulia Tok Kenali, jika orang terjumpa sesuatu barang kepunyaannya terjatuh atau tertinggal maka beliau tidak mahu menerimanya jika orang itu ingin memulangkan semula kepadanya. Kejadian ini acap kali berlaku. Tok Kenali akan berkata, “Ambil ket mu lah tu, rezkimu.”
Ada tidak pun, murid-muridnya jika hendak memulangkan sesuatu milik Tok Kenali, ianya dipulangkan melalui Mak Haji, panggilan bagi Hajah Ruqayah, isteri Tok Kenali. Begitulah kehalusan budi pekerti Tok Kenali, yang merupakan hasil daripada amalan tareqat dan penghayatan ilmu tasawuf yang diselaminya daripada kitab-kitab besar karangan ulama-ulama muktabar seperti Al Imam Ghazali, Ibnu Ato’illah dan Syeikh Abdul Samad Al Palimbangi. Daripada kitab-kitab yang dijadikan teks pengajiannya dalam ilmu tasawuf, dapatlah difahami bahawa Tok Kenali menerima amalan-amalan rohaniah yang melibatkan tawassul, wasilah dan soal-soal tareqat. Persoalan ini terdapat dalam kitab-kitab Ihya Ulumuddin, Sirrus As Salikin dan Hikam.
Di samping mengamalkan tarekat (Tarekat Ahmadiah yang diasaskan oleh Syeikh Ahmad Idris), Tok Kenali juga banyak mengamalkan selawat nabi s.a.w, melazimkan bacaan surah Al Ikhlas dan doa yang disusun oleh Imam Ghazali dalam bertajuk Ayyuhal Walad (Wahai Anak). Doa ini agak panjang dan tidak dapat diperturunkan di sini. Begitu juga dengan selawat susunan Tok Kenali. Banyak lagi amalan peninggalan Tok Kenali termasuk amalan yang menyebut “Oh, Oh, Oh” dan “Hu, Hu, Hu” yakni bermaksud “Huwa, Huwa, Huwa” atau “Dia Allah… Dia Allah… Dia Allah… Dia Allah… Dia Allah.”
KARAMAH TOK KENALI
Banyak cerita tentang karamah Tok Kenali sudah diselit-selitkan secara tidak langsung dalam tulisan ini namun masih banyak lagi kejadian pelik yang benar-benar berlaku ke atas diri Tok Kenali sebagai seorang wali ALLAH itu.
Antaranya adalah seperti berikut:
Tok Kenali membenci amalan jahiliah berlaga kerbau yang masih menjadi kegemaran orang zaman itu. Satu hari, riuh-rendah orang ramai berpesta meraikan kemenangan kerbau laga milik Tok Deramin. Kerbau itu dipakaikan baju berhias. Kebetulan bertembung dengan Tok Kenali, lalu beliau bertanya, “Kenapa dipakai-pakai macam ni?”
Orang di situ menjawab secara mempersenda, “Kerbau itu panas.” Tok Kenali pun membalas jawapan itu dengan berkata, “Biar dia panas.” Dan pada malamnya rumah Tok Deramin termasuk bangsal kerbaunya terbakar hangus.
Ada seorang yang menjala ikan tak dapat-dapat sebarang jenis ikan, lalu bertembung dengan Tok Kenali. Tok Kenali pun memegang-megang sambil menepuk-nepuk jalanya itu. Selepas itu orang itu menjala dengan sekali campak (tebar) saja sudah dapat banyak sungguh ikan. Pernah berlaku beberapa kali anak muridnya mendapati Tok Kenali menyeberangi sungai tanpa dilihat melalui jambatan ataupun menaiki perahu. Cerita ini amat panjang. Dan Tok Kenali pula berjalan cepat sehingga anak-anak muridnya selalu ketinggalan.
“Beliau nampak berjalan macam biasa saja tetapi selalunya beliau sampai dulu seolah-olahnya dunia ini sempit baginya,” cerita murid-muridnya.
Dalam satu majlis jamuan buah-buahan, seorang daripada hadirin menyambut biji durian yang dikulum oleh Tok Kenali, seraya berkata, “Tok guru, yang ni hamba hendak buat benih.” Ternyata pokok durian yang ditanam dari biji benih yang berkat itu tumbuh begitu subur dan menghasilkan buah durian yang bermutu tinggi serta lazat.
Tok Kenali dikatakan ada firasat yang benar. Ini dapat dibuktikan dengan ramalannya yang betul-betul berlaku. Sabda Rasulullah SAW, maksudnya: “Takutilah firasat orang Mukmin kerana dia melihat dengan nur (cahaya) ALLAH.” Pernah Tok Kenali memberitahu, “Jepun akan menjajah Tanah Melayu.” Ternyata lapan tahun selepas beliau kembali ke rahmatullah, bangsa bermata sepet itu masuk menguasai Tanah Melayu.
Tok Kenali juga pernah memberi amaran supaya bersiap sedia kerana banjir besar akan melanda Kelantan. Beliau berkata, “Aku ada alamat akan berlaku bah besar. Kerana itu kamu bersiap sedialah…” Setahun kemudian berlakulah bah besar seperti yang dikasyafkan kepada Tok Kenali itu yang terkenal dengan ‘bah merah’, yang tertera dalam catatan sejarah penting negeri Kelantan; berlaku pada 26 Disember 1926. Ia dinamakan ‘bah merah’ kerana airnya terlalu keruh berwarna kemerah-merahan. Air Sungai Kelantan melimpahi tebing dan menenggelamkan bandar Kota Bharu, hingga 12 hari baru surut. Banyak jiwa terkorban, binatang ternak mati, tanam-tanaman musnah dan rumah serta bangunan-bangunan rosak. (Beberapa hari selepas berlaku bah besar ini, berlaku pula kebakaran besar di Kota Bharu.)
Pada satu hari secara tiba-tiba Tok Kenali memanggil Tuan Haji Taib Kangkong, seorang murid tua yang pandai menyembelih. “Haji Taib, mana golok sembelihanmu?” tanya Tok Kenali. “Asah golok itu!” tambah Tok Kenali. Haji Taib memang mengetahui tiada binatang yang hendak disembelih lalu terlanjur lidahnya untuk bertanya, “Mana kambing, Tok Guru?”
“Asahlah golok itu, insya-Allah,” balas Tok Kenali.
Sesudah siap Haji Taib mengasah golok, tiba-tiba datang dua tiga orang membawa kambing masing-masing dan diserahkan kepada Tok Kenali.
“Ha, sembelihlah kambing-kambing ni,” arah Tok Kenali kepada murid tuanya yang cukup akur dengan perintah gurunya itu.
Setelah umurnya melebihi 60 tahun, Tok Kenali semakin uzur sehingga akhir-akhir hayatnya beliau terlantar di rumah kerana dihinggapi sakit patah jentang; berkudis di kaki kiri hingga berlubang merobok. Sakit tak terhingga. Tetapi Tok Kenali terus sabar dan tenang. Lubang kudisnya semakin membesar dan di dalamnya hidup ulat-ulat kudis. Satu hari sedang Tok Kenali mandi di tepi telaga pondoknya, ulat itu terjatuh, lalu beliau memanggil muridnya Haji Muhammad Gelang Tok Uban.
“Mat cepat mari, ayah panggil,” jerit Hajjah Ruqaiyah yang berada di sisi suaminya itu. Haji Muhammad segera mendapatkan Tok guru kesayangannya itu.
“Cepat Mat, selamatkan saudaraku, dia terjatuh ke dalam lubang lalu menghilang,” arah Tok Kenali, meminta muridnya itu mencari ulat itu dan memasukkan semula ke dalam lubang di kakinya. Ulat itu ditemui lalu Tok Kenali sendiri yang memasukkannya ke dalam lubang kudis di kakinya itu.
“Tok guru, biar hamba buang ulat di kaki Tok guru,” pinta muridnya agar tuan gurunya segera sembuh. Tok Kenali yang sudah rasa dirinya tidak akan lama lagi berada di dunia fana itu berkata perlahan-lahan, “Biarlah dia hidup, dia mahu makan seperti kita manusia juga.” Peristiwa ini mengingatkan kita kepada ujian yang menimpa Nabi Allah Ayub a.s. yang sabar menanggung derita sakit kudis penuh badan hingga berulat. Tidak lama kemudian sakit Tok Kenali menjadi berat. Beliau berbaring tidak mengeluarkan apa-apa perkataan lagi. Anak-anak dan isteri berada di sekelingnya. Cucunya YB Haji Mawardi menceritakan satu peristiwa sahih yang beliau dapat secara langsung dari ayahnya sendiri.
Tuan Haji Ahmad Bakok, anak sulung Tok Kenali. Cerita-nya begini: Sewaktu masing-masing berada di sekeliling Tok Kenali yang berbaring tanpa berkata apa-apa, Tuan Guru Haji Ahmad Bakok duduk di sebelah belakang ayahnya (bantal baring Tok Kenali ditinggikan). Suasana hening seketika. Pada masa itu Tuan Guru Haji Ahmad mendengar kalimah Allah…, Allah…, Allah…, Allah…, Allah…, Allah…, Allah…. dari dalam diri ayahnya. Tuan Guru Haji Ahmad bergerak ke samping tetapi dilihat mulut ayahnya sedikit pun tidak bergerak sedangkan kalimah Allah…, Allah…, Allah… terus kedengaran. Haji Ahmad sedar hati ayahnya hidup dengan lafaz mulia yang terang sampai didengar oleh telinganya. “Ini cerita sahih daripada ayah saya,” cerita YB Haji Mawardi kepada penulis. Di saat-saat begitulah Tok Kenali kembali menemui Kekasihnya yang tercinta Allah Azzawajalla pada bulan Syaaban 1352 Hijrah bersamaan 19 November 1933 berusia 65 tahun. Kembalinya ulama berjiwa sufi yang dikenang jasa-jasa peninggalannya dan menjadi suri teladan kepada generasi kini.
Tok Kenali pandai dan rajin memasak khususnya beberapa jenis masakan Arab seperti kebab. Selalu juga saya diminta menolongnya memasak dan apabila siap dia panggil ramai-ramai makan. Untung juga kami kerana dapat menumpang makan masakan Arab. Masakan Melayu pun dia pandai.”
Begitulah antara keistimewaan peribadi Tok Kenali menurut pandangan Haji Mohd Nor atau lebih dikenali dengan panggilan Tok Ayah Nor Bot, 87 tahun. Beliau menjadi murid Tok Kenali selama kira-kira 20 tahun. Sejak berumur dalam lingkungan 19 tahun, Tok Ayah Nor Bot menjadi anak murid Tok Kenali selama 10 tahun di Pondok Kenali, Kubang Kerian dan 10 tahun lagi di Masjid Al Muhammadi, Kota Bharu. Kemudian beliau melanjutkan pelajarannya ke Makkah selama 7 tahun bersama Tuan Guru Haji Ahmad, anak sulung Tok Kenali. Semasa di Makkah, Tok Ayah Nor Bot (Bot ialah nama tempat beliau dilahirkan) tidak dapat lagi mengikuti perkembangan perjuangan Tok Kenali. Namun beliau mempunyai hubungan yang sangat rapat dengan Tok Kenali sebagai murid kanan. “Hamba rasa dia (Tok Kenali) macam ayah hamba sendiri,” kata Tok Ayah Nor Bot ketika ditemui di rumahnya.
Beliau berkata Tok Kenali pandai mengajar dengan cara yang mudah difahami oleh murid walaupun matapelajaran rumit seperti nahu, saraf, tafsir. Murid-muridnya pula sentiasa mendapat galakan dan bersemahgat serta bersungguh-sungguh mentelaah dan menghafaz sehingga larut malam. “Ramai di antara kami berlumba-lumba menghafaz ilmu terutamanya nahu saraf,” tambah Tok Ayah Nor Bot dengan senyum berseri-seri. Kemudiannya beliau berjaya membuka pondok di kampungnya, Bot, Kelantan. Ini pun atas galakan Tok Kenali.

Susunan program hidup itu memudahkan Tok Kenali memenuhi hajat-hajat orang ramai pada masa lapangnya. Beliau tersangat suka membesarkan pemberian orang dan sentiasa memenuhi jemputan bagi menggembirakan hati orang ramai (kecuali jemputan kenduri kahwin yang ada maksiat). “Tok Kenali yang saya kenali itu tidak pernah menolak pemberian orang ramai. Kalau musim buah-buahan, silih berganti orang menziarahi beliau untuk memberi buah-buah kadang-kadang berguni-guni banyaknya. Saya selalu mengikuti beliau untuk tolong membawanya ke pondok dan dibahagi-bahagikan kepada kami semua. Kadang-kadang Tok Kenali menolong beli barang-brang keperluan penduduk pondok apabila ia keluar ke pasar. Anehnya apabila balik dia bawa bakul penuh dengan berisikan ikan, sayur-sayur yang diberikan oleh peniaga-peniaga pasar. Begitulah selalunya. Kemudian dia bagi-bagikan.”“Tok Kenali mengajar pada sebelah pagi selepas Isyrak sehingga hampir Zuhur. Pada sebelah malam, tuan-tuan guru lain pula mengambil alih mengajar. Selalu juga Tok Kenali tidak berjemaah sembahyang fardhu Isyak kerana beliau menunaikan sembahyang Isyak pada waktu tengah malam dan diikuti dengan sembahyang Tahajjud, berwirid dan membaca Al Quran, kadang-kadang sehingga Subuh, dan terus berjemaah Subuh bersama kami,” cerita Tok Ayah mengingati zaman silamnya bersama Tok guru yang disayanginya.
Menurut Tok Ayah lagi, walaupun Tok Kenali tidak suka memarahi muridnya, lebih-lebih lagi merotan, namun semua muridnya sangat malu dan terlalu menghormati beliau. Beliau juga disegani kawan dan digeruni lawan.
“Ramai juga musuhnya yang tidak senang dengan peribadi dan perjuangan yang tidak baik di belakang beliau. Anehnya tak seorang pun sanggup untuk berdepan dengan beliau. Ini mungkin barangkali satu daripada karamah Tok Kenali yang berjuang sungguh-sungguh membangunkan pondok,” jelas Tok Ayah lagi.
Mengenai penerbitan majalah Pengasuh, Tok Ayah tidak begitu pasti kerana pada masa itu dia di Makkah. Tetapi apa yang dia tahu, majalah itu diterbitkan oleh Datuk Perdana Menteri dan digerakkan oleh Tok Kenali. Peranan Tok Kenali dalam Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan terlalu besar. “Dalam setiap mesyuarat, Tuan Mufti Haji Idris selaku pengerusi tetap bertanya kepada Tok Kenali sebagai rujukan terakhir dalam semua masalah sama ada penting atau tidak,” tambah beliau.
Demikian kegigihan serta kebijaksanaan serta tarbiah-tarbiah lisan, tulisan dan contoh teladan yang diberikan, menjadikan Tok Kenali seorang pemimpin masyarakat dan tuan guru yang berwibawa. Beliau berjaya melahirkan murid-murid dan ulama-ulama yang berjiwa sufi serta mampu mengendalikan pondok-pondok di tempat masing-masing. Tok Kenali, seorang tokoh pejuang, pemimpin dan guru kepada ribuan murid dan pengikut dari merata tempat di Nusantara ini.